Balikpapan - Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi Kalimantam (ITK) mengadakan Webinar Help and Care pada Minggu (30/06/2021) melalui via zoom. Pada Webinar kali ini mengangkat tema yang dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang cukup sering dihadapi khususnya bagi para mahasiswa terutama di masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
Menurut narasumber Webinar Help and Care, Annisa Dwi Juliastuti, S. Psi (Bimbingan Karir ITK), menjelaskan bahwa terdapat beberapa indikator yang dapat dikategorikan sebagai pemicu dari masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa terutama pada kondisi psikologi mahasiswa tersebut.
1. Problematika kuliah online di masa Pandemic
“Inovasi menjadi harga yang mahal untuk situasi yang sulit” Jamal Wiwoho, Rektor Universitas Sebelas Maret. Pada perkuliahan online ini, terdapat banyak permasalahan yang dihadapi, tidak hanya oleh mahasiswanya, tetapi juga oleh para pembimbingnya juga, sehingga diperlukan suatu solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
2. Stress dan depresi itu berbeda
Depresi adalah penyakit mental yang berdampak buruk pada suasana hati, perasaan, stamina, selera makan, pola tidur, dan tingkat konsentrasi penderitanya.
Jadi jika seorang penderita dinyatakan depresi, adalah dengan berapa lamanya dia merasakan penyakit mental, seperti contohnya selama 6 bulan atau lebih.
Untuk mengetahui apabila seorang penderita merasa depresi, contoh yang benar dan harus dilakukan adalah dengan pergi ke psikolog, karena dengan itu kita bisa mendapatkan pertolongan professional, yang dapat mendiagnosa dan memberitahu apakah penyakit tersebut adalah depresi, dan kemudian menceritakan bagaimana caranya menyembuhkan penyakit itu.
Sedangkan stress adalah suatu reaksi mental dan tubuh seseorang terhadap suatu kejadian atau situasi tertentu yang ada pada kehidupan, yang tidak terprediksi atau dikendalikan oleh diri sendiri. Secara ringkas, stress adalah persepsi dan respon terhadap tekanan yang terjadi.
Tapi apakah stress itu normal? Tentu saja, karena semua individu pasti pernah mengalami stress. Stress kurang lebih sama dengan overthinking, tetapi sebenarnya overthinking adalah suatu penyebab stress, yang dikarenakan memikirkan suatu permasalahan yang kecil, tetapi melebih-lebihkan permasalahan tersebut.
3. Negative Thought
Negative thought adalah suatu persepsi, harapan, dan deskripsi negatif terhadap diri sendiri, orang lain, dan dunia secara general. Dari Negative Thought, dapat disimpulkan bahwa hal negatif lebih mudah menempel di otak, dan sulit diubah menjadi positif. Karena kita lebih mudah memindahkan cara berpikir, persepsi, dan emosi positif ke negatif daripada sebaliknya. Nah hal ini terjadi karena otak yang berfikir negatif, adalah suatu alarm alami untuk mengenali bahaya, karena otak tersebut sangatlah sensitif dengan hal negatif.
4. Distorsi Kognitif?
Distorsi Kognitif adalah suatu pola pikir dan rasa percaya pada sesuatu yang salah dan tidak rasional. Nah, pada distorsi kognitif, terdapat 4 jenis distorsi kognitif yang secara umum terdapat pada manusia.
A. Pemikiran Hitam Putih
Pemikiran Hitam Putih dikarenakan kita hanya berfikir bahwa pada suatu permasalahan, hanya terdapat berhasil yang ditandakan dengan a, dan tidak berhasil dengan b dan mengabaikan jalan atau cara lain untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga pemikiran Hitam Putih hanya terpaku pada baik dan tidak baik.
B. Personalisasi
Personalisasi adalah dimana kita menganggap semua hal terjadi karena kesalahan kita, semuanya menjadi serba personal untuk diri kita sendiri, kita merasa bahwa kita yang membuat semua kesalahan walaupun sebenarnya tidak.
C. Saringan Mental
Saringan Mental adalah suatu permasalahan dimana kita hanya terfokus terhadap ke hal yang negatif dan lupa dengan hal yang positif, saringan mental kurang lebih sama dengan pemikiran hitam putih, tetapi saringan mental lebih terpaku terhadap negatif nya.
D. Berfikir Skenario Terburuk
Meyakini bahwa kemungkinan terburuk akan terjadi, walaupun success rate atau rasio keberhasilan nya lebih tinggi, dan tidak peduli terhadap bagian positif nya, atau juga bisa dibilang dengan Pessimism atau pesimis.
5. Dua Jenis Stress
Terdapat 2 jenis stress yang berbeda, yaitu Eustress yang dimana hanya muncul pada saat penyebab stress bisa dikelola menjadi hal yang positif, seperti merubah stress tersebut menjadi motivasi. Lalu ada juga Distress, dimana distress muncul pada saat terlalu banyak stress dan tidak ada hal yang dilakukan untuk meredakan, menghilangkan, atau mengatasi efek yang ditimbulkan. Distress adalah bentuk stress yang paling berbahaya karena bisa menyebabkan kecemasan berlebihan yang bisa mengakibatkan depresi.
6. Gejala Distress
Untuk mengkategorikan bahwa kita atau sesorang yang mengalami Distress, yaitu :
A. Emosional
Takut dan khawatir, mudah marah, kehilangan rasa ketertarikan terhadap hal-hal disekitarnya, ketidakmampuan menikmati dirinya sendiri, membenci sekolah, tidak bergairah, gugup, merasa tidak aman, dan was-was.
B. Kognitif
Konsentrasi kurang, sering melamun, mudah lupa, pikiran kacau, produktivitas atau prestasi belajar menurun, sering melakukan kesalahan dalam bekerja.
C. Fisiologis
Pusing, sakit perut, mual, muntah, susah bernafas, jantung berdebar, selera makan berubah, sering ke kamar mandi, susah tidur, mimpi buruk, bangun terlalu awal, telapak tangan berkeringat, dan mudah lelah.
D. Perilaku
Suka menyerang, menarik diri dari pergaulan, berdiam diri, merusak dan mengganggu, bolos sekolah, berbohong, menarik-narik rambut, menggigit kuku, mengigau, memaksa, menggertakan gigi, mencari-cari kesalahan orang lain, dan tidak percaya pada orang lain.
7. Coping Stress
Cara untuk mengurangi stress yang efektif adalah Coping Stress.Coping Stress adalah suatu usaha berbentuk kognitif maupun perilaku yang secara spesifik dilakukan untuk mengelola tuntutan-tuntutan yang menyebabkan stress. Coping Stress juga dapat dikatakan sebagai proses individu melakukan segala sesuatu yang ditujukan untuk menanggulangi stress dan mengurangi atau menghilangkan dampak negatif dari stress. Usaha menghilangkan stress yang dilakukan oleh diri sendiri dengan menggunakan cara berfikir dan berperilaku. Terdapat dua cara untuk meredakan stress dengan Coping Stress, yaitu :
A. Emotion Focused Coping adalah suatu fokus yang menghilangkan atau meredakan emosi-emosi yang muncul karena stressor (marah, cemas, berduka). Contoh Emotion Focused Coping : Bertengkar dengan teman sekelompok, Cara meredakan nya dengan bercerita dengan seseorang yang dekat, meminta support dan penilaian dari orang lain, mencari kegiatan yang dapat meningkatkan mood.
B. Problem Focused Coping adalah suatu cara untuk memfokuskan pada masalah yang dapat mengurangi suatu penyebab stress yang masih bisa di kontrol. Contoh Problem Focused Coping : Tugas kuliah menumpuk, cara meredakan nya dengan membuat skalar prioritas tugas, menyusun jadwal dan reminder, mengurangi kegiatan yang dapat menghambat pengerjaan tugas.
“Never lose hope. Storms Make people stronger and nothing last forever.”
- Roy T. Bennett. -
Penulis : Ahmad Thoriq (Website Division Staff - Himpunan Teknik Elektro ITK)
Editor : Retno Debbi Yulisya (Journalism and Website Division Staff - Humas Elektro ITK 2021)